Temanku Pembimbingku

“Dengan Siapa anda bergaul sekarang itu akan menetukan masa depan anda nantinya”, sebait kalimat yang saya kutip dari sebuah buku ini menjadi kata-kata favorit saya, dan itu benar-benar saya terapkan dalam pergaulan saya. Makanya saya termasuk yang sangat pemilih untuk menjadikan seseorang menjadi teman dekat. Kalo sekedar teman saya bisa berteman dengan siapa saja tapi untuk teman pergaulan sehari-hari saya sangat pemilih. Saya mempunyai seorang teman yang memberikan kontribusi dalam membentuk mental spiritual saya. Kang Dadang begitulah saya cara saya menyapa beliau, beliau adalah seorang guru sekaligus teman saya dalam diskusi atau ngobrol dalam berbagai hal, yang paling sering sih masalah agama. Walaupun kang Dadang hidup dalam keadaan yang sangat sederhana tapi semangat beliau untuk berbagi sangat luar biasa.

Awal Pertemuan

Pertama saya mengenal kang Dadang dikenalkan oleh seorang teman saya, waktu itu saya lagi mencari orang yang bisa membuat bibit jamur untuk di budidaya, dan teman saya merekomendasikan beliau. Ketika bertemu pertama kali saya kira usia beliau masih sepantaran dengan saya,ternyata usia kami terpaut 10 tahun, mungkin karena wajahnya yang terlihat  cerah dan murah senyum  membuatnya terlihat lebih muda. Dia telah menikah dan mempunyai seorang putri yang masih duduk di bangku TK. Ketika saya ke rumahnya terlihat sangat sederhana ukuran rumahnya pun tergolong kecil dengan hanya ada 3 kamar dan ditempati oleh ibu, adik serta anak dan istrinya. Dirumah kecilnya itu dia membuat kerajinan tangan berupa rajutan dari benang songket, dengan berbagai model, seperti tas, topi, dan juga berbagai hiasan gantung.

Kekurangan bukan halangan untuk berdakwah

mushola kecil
mushola kecil untuk mengaji

Satu hal yang membuat saya kagum dari kepribadian beliau adalah semangat dakwahnya, walaupun di tengah kekurangan ekonomi beliau selalu menyisihkan sebagian penghasilanya untuk berdakwah. Bahkan dengan usaha selama dua tahun beliau bisa membangun sebuah mushola di tanah satu-satunya yang dimiliki, padahal beliau juga belum mempunyai rumah sendiri tapi mewakafkan tanah yang dimilikinya untuk membangun mushola. Di mushola itulah beliau dan istrinya melakukan aktifitas dakwahnya, ketika sore hari istrinya mengajar anak-anak kecil dari sekitar kampungnya. Kang Dadang dan istrinya mengajarkan anak didiknya untuk menghafal surat-surat pendek dan juga membaca Al Qu’ran. Dan mereka mengajar tanpa meminta imbalan apapun, selain itu ketika malam pun musholanya masih ada aktivitas yang diisi oleh remaja ataupun orang tua yang ingin belajar tentang agama. Ditengah kekurangan yang beliau rasakan tapi semangat beliau untuk tetap berbagi dan berdakwah patut untuk menjadi suri tauladan bagi saya.

Berteman dengan guru

sahabat
sahabat

Bagi saya sosok kang Dadang adalah teman sekaligus guru yang baik, beliau bisa memposisikan dirinya dengan baik, kapan waktu untuk mendengarkan curhatan saya sebagai layaknya teman dan kapan waktu memberikan nasehat-nasehat, mungkin itulah yang membuat saya menjadi cepat akrab dengan beliau. ada beberapa nasehat yang beliau sampaikan, yaitu tentang bagaimana mengamalkan apa yang telah kita pelajari, agar keberadaan kita bisa memberikan manfaat bagi orang yang berada di sekitar kita. Dan beliau juga berpesan untuk melanjutkan apa yang telah diperjuangkan oleh nabi Muhamad SAW dulu yaitu untuk berdakwah, sebisa mungkin untuk berdakwah walaupun itu hanya kepada , teman, keluarga, ataupun hanya diri sendiri. dan beliau juga berpesan untuk membangun kekuatan ekonomi yang kuat sebelum berdakwah, agar tidak mengharapkan uang ataupun imbalan ketika berdakwah kepada umat, ketika berdkwah seharusnya kamulah yang memberi pada kaum-kaum yang membutuhkan seperti yang telah di kasih contoh oleh sahabat-sahabat nabi yang terdahulu yang rela mengeluarkan seluruh hartanya untuk kegiatan dakwah.

Itulah pentingnya mencari teman yang baik yang membantu kita untuk selalu berbuat baik, semoga artikel yang saya tulis ini bisa bermanfaat 🙂

Leave a Comment