Komunikasi Dakwah Habib Syech, “Bershalawat Hingga Negeri Jiran”

Setiap orang tidak bisa untuk tidak berkomunikasi. Komunikasi adalah keperluan untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan. Tanpa komunikasi, setiap orang tidak bisa memahami apa yang ingin disampaikan orang lain, pun demikian yang menyampaikan pun tidak bisa menyampaikan pesan sesuai harapannya.

Begitu pentingnya komunikasi, sampai-sampai keilmuan ini menjadi salah satu tolak ukur berkembangnya sebuah peradaban. Ya, peradaban yang besar tentunya dimulai dari komunikasi yang baik.

Komunikasi Dakwah

Di ranah komunikasi dakwah sendiri seorang komunikator biasa disebut da’i, sedangkan mad’u sebagai komunikan. Keduanya ada seperti budaya yang saling sadar dan menguntungkan bahwa sebagai komunikator Ia harus membuat hidup suasana, begitupula mad’u yang taat dengan aturan yang diterapkan.

Itulah komunikasi yang memberikan wacana baik dalam bentuk ucapan, nyanyian, gerak tangan (komunikasi non verbal) atau berupa tulisan. Semuanya mengandung makna sebagai penguat identitas diri, menunjukkan bahwa seseorang mempunyai identitas.

Pandangan di atas diperkuat oleh pendapat ahli komunikasi Carl. I Hovland bahwa hadirnya komunikasi digunakandalam rangka memberikan rangsangan atau  lambang verbal untuk mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku manusia.

Sekilas Profil Habib Syech

habib syech assegaf
habib syech assegaf – universologi.blogspot.com

Hadirnya kajian komunikasi dakwah menambah suasana baru dalam khazanah keilmuan di kampus-kampus Islam. Betapa tidak, kajian yang bisa dianggap baru ini mampu menyedot mahasiswa-mahasiswi Islam untuk lebih dalam mempelajari bagaimana proses komunikasi dakwah berlangsung.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan memberikan contoh bagaimana Habib Syech menerapkan komunikasi dakwah dalam setiap penampilannya bersama Ahbabul Musthofa.

Sebelum beranjak ke analisis komunikasi Habib Syech, agar analisis mendekati akurat perlu adanya pengetahuan mengenai latar belakang si Dai. Selain latar belakangnya, kiranya menjadi lebih akurat apabila juga menyimak berbagai pengalaman hidupnya; baik yang berasal dari buku ataupun referensi majalah-majalah.

Habib Syech mempunyai nama panjang Habib Syech Andul Qodir Assegaf. Juru dakwah yang lantunan dakwahnya khas dengan shalawat ini lahir di Solo, tepatnya pada 20 September 1961. Saat ini, beliau tinggal di Jl KH. Muzakkir- Gg Bengawan Solo VI No. 12 Semanggi Kidul Solo 57117.

Kehidupan Habib Syech semasa kecil tidak terlepas dari kehidupan di rumah Allah (masjid). Hal ini disebabkan karena ayahanda tercintanya Al Habib Abdulqadir bin Abdurrahman Assegaf juga merupakan seorang yang sangat peduli dengan masjid.

Di masjid-masjid itulah Habib Syech dibesarkan. Beliau tidak pernah tinggal di pondok, namun beliau belajar dari masjid ke masjid bersama ayahandanya. Salah satu masjid yang sering menjadi tempat belajar Habib Syech bersama ayahandanya adalah masjid Assegaf.

Di masjid itu, Habib Syech mengabdi di masjid, setiap harinya digunakan untuk membersihkan rumah Allah, belajar agama dan membantu ayahnya.

Begitulah ketulusan Habib Syech, hal ini juga tercermin dari didikan ayahandanya yang merupakan pengurus masjid paling setia. Dikisahkan, ayahanda Habib Syech senantiasa menjadi imam sholat. Bahkan, di kala beliau sakit pun beliau tetap menjadi imam.

Komunikasi Dakwah Habib Syech

Habib Syech
Habib Syech

Gambaran di atas kiranya bisa menjadi acuan bagaimana kita menganalisis empat element komunikasi dakwah yang biasa digunakan. Adapun komunikasi dakwah Habib Syech akan penulis paparkan berikut ini:

  1. Mad’u

Mad’u adalah komunikator yang menyampaikan pesan. Mad’u disini adalah Habib Syech. Dalam penampilannya, Habib Syech sering mengajak group rebana bersama Ahbabul Musthofa. Dalam berbagai kesempatan, Habib Syech menjadi vocal utama sedangkan Ahbabul Musthofa menjadi backing vokal.

Kolaborasi keduanya berjalan apik sehingga jamaah pun merasa hidup dengan pembawaan Habib Syech. Dlam berbagai pementasan, Habib Syech selain ditemani group rebana Ahbabul Musthofa juga sering ditemani oleh habib-habib lain sepeti Habib Umar, Habib Rizieq, atau habib-habib lainnya.

  1. Jamaah (Komunikan)

Dari segi jamaah, atau komunikan Habib Syech cenderung mengarah pada jamaah yang disebut Ahlussunnah Waljamaah. Sepanjang pengamatan, dakwah beliau banyak bersama ormas Nahdhatul Ulama (Ulama)

Habib Syech juga lebih cenderung ke mad’u rakyat kecil, hal ini dibuktikan dengan antusias yang tinggi dari kalangan masyarakat, terutama masyarakat di desa. Bahkan, dari mereka juga memasang Foto Habib Syech di dinding-dinding rumahnya.

Namun, selain masyarakat desa, jamaah Habib Syech juga banyak yang berasal dari kalangan kota, bahkan sampai sekarang Habib Syech sudah melakukan tour konser di berbagai Negara seperti Malaysia.

  1. Bagaimana Prosesnya?

Dalam beberapa kesempatan beliau berdakwah, ada budaya dan kebiasaan yang dilakukan setiap acara belum dimulai, pas acara dimulai dan pasca acara.

Pada saat pra acara, pertama-pertama adalah alunan dari Group Ahbabul Musthofa. Tabuhan rebana ini terus mengalir sampai Habib Syech datang. Dari beberapa pengamatan, berjalannya bisa kurang lebih setengah jam.

Saat Habib Syech datang, para jamaah berdiri sebagai wujud takdzim, kemudian juga melakukan sholawat bersama-sama. Hal inilah yang menarik, semua bershalawat dan berdiri untuk menyampaikan salam shalawat kepada Rosulullah Saw.

Saat acara dimulai, biasanya Habib Syech langsung mengambil alih dan mulai bershalawat bersama-sama sampai beberapa shalawat. Setelah itu, Habib Syech kemudian memberikan waktu kepada orang yang menjadi ahlu bait untuk mengucapkan dua tiga patah kata.

Setelah itu, Habib Syech juga memberikan Maulidhoh Khasanah sampai beberapa jam, sering beliau juga memberikan waktu kepada guru atau Habib-habib yang lain untuk menyampaikan pesan-pesan agamanya.

Pasca acara, beliau tidak lupa memanjatkan doa. Dalam doa Habib Syech, beliau tidak hanya menggunakan bahasa Arab saja, namun beliau juga menggunakan bahasa Indonesia.

Dalam kajian komunikasi, penggunaan bahasa merupakan salah satu alat untuk mendekatkan rasa ke-aku-an bahwa dengan bahasa yang sering digunakan akan lebih berkesan. Berbeda bila hanya bahasa Arab, mungkin ada sebagian mad’u yang belum paham artinya.

  1. Pesan Dakwah

Elemen terakhir dari komuniksi dakwah Habib Syech adalah pesan dakwah. Pesan adalah sesuatu hal yang ingin disampaikan kepada mad’u untuk memperoleh tujuan tertentu.

Dalam hal gaya komunikasi Habib Syech, pesan yang disampaikan adalah kata-kata Habib Syech dari shahih hadits dan sunnah-sunnah Rosulullah.

Beliau juga kadang menceritakan kisah-kisah Rosulullah yang sempurna, baik kisah-kisah pribadi maupun kisah-kisah yang menyangkut orang banyak (berbangsa dan bernegara)

Dalam pesan-pesan dakwah beliau, beliau ingin mengajak kepada semua orang agar kembali mencintai Rosulullah. Sebab, mencintai Rosulullah sama juga artinya mencintai Allah.

Habib Syech mengajak kepada para jamaahnya agar kembali menjadikan Rosulullah Saw sebagai idola dalam kehidupan sehari-hari. Ya, Rosulullah adalah panutan akhlak dari perilaku terkecil; tersenyum contohnya, sampai hal-hal besar berbangsa mengurus negara.

Demikianlah gambaran mengenai komunikasi dakwah ala Habib Syech. Semoga tulisan di atas ada manfaatnya, terutama para pengemban dakwah agar selalu menggunakan etika komunikasi dalam berdakwahnya.

Ya, Islam sudah mengatur semuanya termasuk cara berkomunikasi. Dengan demikian, harapan besarnya ummat Islam dapat bersatu padu membina kuatnya jamaah dalam menghadapi arus global yang semakin cepat ibarat dunia dilipat.

Leave a Comment